Awal minggu ini dilalui Sahabat Rumah Belajar Lampung dengan menggelar webinar Parade Sahabat Rumah Belajar Lampung Berbagi. Di akhir minggu, Kamis-Sabtu, 8-10 Oktober 2020 adalah jadwal kami untuk coaching. Coaching ini merupakan kelas bimbingan kami untuk memperdalam materi, berdiskusi mengenai tugas, dan presentasi mengenai action plan kami ke depan.
Coaching ini biasanya dilakukan di hotel berbintang di pusat kota, namun apa daya karena pandemi yang kian meraja maka tahun ini dilakukan melalui virtual meeting. Pupus sudah harapan saya untuk menikmati suasana kota. Tapi ada kenikmatan lain yang saya peroleh dari kegiatan ini.
Pembukaan coaching gelombang kelima ini, Kamis, 8 Oktober 2020, diikuti oleh SRB dari lima provinsi, yaitu, Lampung, Jawa Barat, Kalimantan Timur, NTB, dan Sulawesi Tenggara. Acara dibuka oleh Ibu Dra. Ohorella Erma, M.Ikom selaku Kepala Balai Pengembangan Media Radio Pendidikan dan Kebudayaan (BPMRPK) Pusdatin Kemdikbud.
Kemudian acara dilanjutkan ke breakout room masing-masing provinsi. Selanjutnya, kami menyimak pemaparan Bapak Zukirman, Kepala LPMP Lampung mengenai Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI). Dilanjutkan pemaparan mengenai implementasi pemanfaatan TIK oleh Bapak Medi Sukarna, Balai TIK Provinsi Lampung, yang kemarin juga menjadi salah satu narasumber di Parade SRB Lampung Berbagi. Terakhir Bapak Bambang Warsita dari PTP Pusdatin membagi ilmu mengenai kiat-kiat penulisan. Bagaimana menulis artikel yang baik, dan lain sebagainya. Ilmu baru yang membuat saya merasa semakin saya banyak belajar, semakin banyak saya merasa tidak tahu apa-apa.
Hari kedua, Jumat, 9 Oktober 2020, SRB Lampung berkesempatan untuk bergantian mempresentasikan dirinya sendiri. Mulai dari riwayat hidup, motivasi, penghargaan, dan action plan dalam program PembaTIK ini, baik pada akhirnya menjadi atau tidak menjadi Duta Rumah Belajar. Sebelumnya Pak Mirwan Saputra, DRB Lampung tahun 2019, membagi urutan kami untuk presentasi.
Hari kedua ini selain dihadiri para Duta Rumah Belajar Lampung, Bapak Wahyudi, Ibu Yuni Sudiasih, dan Bapak Mirwan, juga dihadiri Bapak Arie Darmawan, Pusdatin Kemdikbud, Bapak Bambang Warsita, Bapak Ayubi, Ibu Desi, sebagai instruktur. Kemudian dengan setia Ibu Diana Sari dari LPMP Lampung menemani kami sepanjang sesi presentasi.
Saya mendapat giliran tampil kedelapan. Dari awal saya menyimak ketujuh teman SRB, saya merasa semakin lama semakin mengecil. Bahkan di akhir presentasi keesokan harinya, saya merasa hanya butiran debu tak terlihat di antara mereka. Namun, pikiran positif itu perlu, daripada merasa tersingkir, kesempatan ini justru menjadi 'jalan ninja' saya untuk menyerap sebanyak-banyaknya ilmu dan pengalaman yan mereka punya.
Tiba giliran saya untuk presentasi. Saya memaparkan riwayat singkat hidup saya dan memaparkan action plan yang baru semalam saya buat. Action plan saya bagi menjadi lima tahap yaitu socialize, brain storming, enrichment, dissemination, motivation. Setelah presentasi perasaan ringan dan lega meliputi saya. Walaupun hanya debu di tengah berlian, namun saya harus tetap berusaha sebaik-baiknya.
Pada keesokan harinya, Sabtu, 10 Oktober 2020, tiga puluh Sahabat Rumah Belajar Lampung sudah meyelesaikan tugasnya. Saya mendapat pengalaman luar biasa hari ini. Pendidikan di Indonesia akan semakin maju bila kami dapat membagikan semangat yang kami punya di lingkungan kami. Ilmu pengetahuan yang kita miliki seberapa pun besarnya, akan tidak berguna apabila tidak dibagikan ke orang lain. Semangat untuk selalu berbagi!
Semangat belajar, berinovasi dan berbagi bu Sita, harus move on dari keayamannya
BalasHapusMaaf, Pak. Ayam sudah jadi trade mark. Hahaha
HapusSemangat menebar virus kebaikan...visi misi kita saat ini membuat anak didik bahagia belajar 😊
BalasHapusBetul, Ibu. Sumber inspirasiku pokoke Bu Deka ini.
Hapus