Flipped classroom adalah sebuah konsep belajar dengan dasar bahwa apa yang dilakukan di kelas pada pembelajaran konvensional menjadi dilakukan di rumah, sedangkan pekerjaan rumah pada pembelajaran konvensional dilakukan di kelas (Milman, 2012).
Menurut Abeysekera dan Dawson
(2015), karakteristik model pembelajaran flipped
classroom yang membedakannya dengan model pembelajaran biasa adalah:
- Perubahan penggunaan waktu kelas
- Perubahan penggunaan waktu di luar kelas
- Melakukan kegiatan yang secara tradisional dianggap pekerjaan rumah di kelas
- Melakukan kegiatan yang secara tradisional dianggap di dalam kelas, di luar kelas
- Kegiatan di dalam kelas menekankan pembelajaran aktif, peer learning dan pemecahan masalah
- Aktivitas pra dan pasca kelas
- Penggunaan teknologi terutama video.
Portal Rumah Belajar merupakan
portal pembelajaran yang menyediakan bahan belajar serta fasilitas komunikasi
yang mendukung interaksi antar komunitas. Rumah Belajar hadir sebagai bentuk
inovasi pembelajaran di era industry 4.0 yang dapat dimanfaatkan oleh siswa dan
guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah
Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK) sederajat. (Kemdikbud,
2020).
Portal Rumah Belajar juga
merupakan salah satu aplikasi yang termasuk dalam kuota belajar dari
pemerintah. Selain Portal Rumah Belajar aplikasi yang termasuk dalam kuota
belajar adalah, Whatsapp, Zoom Cloud
Virtual Meeting, dan Quizizz.
Model pembelajaran flipped classroom menggunakan video yang
berasal dari Sumber Belajar Portal Rumah Belajar, diterapkan pada siswa kelas 6
SDS Bhakti Baradatu. Penggunaan Portal Rumah Belajar diintegrasikan dengan
aplikasi Whatsapp, Zoom Cloud Virtual
Meeting, dan Quizizz.
Proses pembelajaran dimulai dari
Whatsapp group. Guru memberikan pengantar dan link video sumber belajar sebagai
bahan belajar siswa di rumah. Kemudian guru memberi tugas siswa untuk mempersiapkan
presentasi dari materi yang telah diberikan. Siswa diberi waktu beberapa hari
untuk mengerjakan tugas. Presentasi dilakukan
melalui zoom cloud virtual meeting, dilanjutkan dengan diskusi dan penguatan
oleh guru. Kemudian test formatif dilakukan menggunakan quizizz.
Dari proses pembelajaran inovatif
tersebut didapatkan hasil sebagai berikut:
- Tingkat partisipasi siswa terhadap pembelajaran meningkat.
- Kreativitas siiswa meningkat terlihat dari presentasi mereka yang menggunakan power point.
- Semangat belajar siswa meningkat.
- Waktu pembelajaran daring lebih efisien
- Mengurangi screen time yaitu lama waktu siswa dan guru menatap layar gawai atau laptop
- Memberikan pembelajaran yang berharga dan bermakna untuk siswa
- Meningkatkan pemahaman siswa dilihat dari jawaban tes formatif yang cukup baik.
Proses pembelajaran menggunakan flipped classroom ini bermanfaat untuk guru dan siswa terutama dalam meningkatkan minat belajar siswa. Pembelajaran menggunakan video dari Sumber Belajar Portal Rumah Belajar juga meningkatkan pemahaman siswa.
Daftar Pustaka
Abeysekera, L., & Dawson, P.
2015. Motivation and Cognitive Load in
The Flipped Classroom: Definition, Rationale and a call for research. Higher
Education Research and Devvelopment.
Kemdikbud. (2020, Oktober 18). belajar.kemdikbud.go.id.
Milman, Natalie B. 2012. The Flipped Classroom Strategy What is it
and can it best be used?. Jurnal International, Vol 9, Issue 3: The George
Washington University.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar