Salah satu esensi dari Kurikulum Merdeka adalah pembelajarannya yang fleksibel. Pembelajaran yang fleksibel ini memungkinkan guru untuk lebih leluasa merancang pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa sesuai dengan Capaian Pembelajaran dan tahap perkembangan masing-masing siswa (teaching at the right level). Berdasarkan hal tersebut, pembelajaran berdiferensiasi menjadi salah satu pilihan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masing-masing siswa.
Materi Masa Pubertas dalam mata pelajaran IPAS di fase C, kelas 6, merupakan materi yang cukup sulit disampaikan. Bukan karena kompleksitas materinya tetapi lebih kepada pandangan siswa kepada materi tersebut. Siswa masih menganggap membicarakan pubertas dan organ reproduksi adalah hal yang tabu. Mereka masih malu-malu dan saling ejek dalam pembelajaran ini.
Selain itu kesimpangsiuran informasi membuat anak-anak ini kebingungan dan tidak paham apa yang harus mereka lakukan saat memasuki masa pubertas. Kebingungan ini menyebabkan anak menjadi emosional sehingga menyebabkan timbulnya masalah-masalah baru seperti gampang menangis, mengamuk, mengejek teman, sehingga dapat melepaskan emosinya dengan mudah.
Maka saya merancang pembelajaran yang bertujuan agar siswa mampu menjaga dirinya pada masa pubertas dan dapat meningkatkan simpati dan empati siswa dalam menghadapi perubahan di masa pubertas melalui kasus dalam konteks dunia nyata agar mereka dapat memberikan respon yang tepat. Saya memilih model pembelajaran berbasis kasus (case based learning) yang diintegrasikan dengan teknologi sehingga mampu menarik minat siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Kasus (Case Based Learning) adalah menetapkan kasus yang akan dicari solusinya, dalam hal ini saya memberikan beberapa pilihan kasus, menganalisis kasus, mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, menentukan langkah penyelesaian dari kasus, membuat kesimpulan, mempresentasikan, dan melakukan perbaikan serta refleksi.
Awal pembelajaran seperti biasa setelah doa, mengecek kehadiran, memberikan kata-kata motivasi, dilanjutkan dengan ice breaking. Ice breaking bermanfaat untuk meningkatkan mood siswa dalam pembelajaran. Kemudian saya menyampaikan tujuan pembelajaran pada hari itu dan memberikan apersepsi. Dalam apersepsi ini siswa mengingat kembali materi minggu lalu mengenai pubertas, organ reproduksi, dan cara menjaga organ reproduksi. Saya memberi waktu kepada siswa untuk membuka kembali Media Pembelajaran Interaktif "Aku Berubah" untuk mengingat kembali materi tentang masa pubertas.
Media Pembelajaran Interaktif "Aku Berubah" |
Dari hasil asesmen awal nonkognitif pada awal semester ini, saya memetakan siswa menurut minatnya. Hasil pemetaan tersebut saya gunakan dalam pembelajaran ini. Saya membagi siswa menurut minatnya kemudian memberi masing-masing kelompok permasalahan sederhana yang berhubungan dengan masa pubertas untuk mereka selesaikan.
CBL-Pubertas by Valentina Dewi Akhila Candrawilasita BenyaminSetelah menetapkan kasus, mereka menganalisis kasus yang mereka dapatkan dan menghubungkannya dengan materi masa pubertas. Kemudian mereka mengumpulkan data dari berbagai sumber, mencari kasus yang serupa dari internet maupun dari pengalaman sehari-hari mereka. Siswa berdiskusi dalam kelompok dan memilih solusi yang menurut mereka paling tepat untuk kasus mereka.
Saya memberikan mereka waktu satu minggu untuk mempersiapkan presentasi. Bentuk presentasi saya bebaskan ke siswa. Sejak mengimplementasikan kurikulum merdeka, saya lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran. Hal ini terkadang menghasilkan sesuatu yang lebih tinggi daripada harapan saya. Dalam pembelajaran ini keempat kelompok di kelas saya memilih produk yang berbeda untuk mempresentasikan solusi kasus mereka.
Kelompok pertama memilih presentasi dalam bentuk salindia, kelompok kedua melalui video animasi singkat, kelompok ketiga melalui drama, dan kelompok terakhir melalui komik digital. Mereka mengerjakan tugas mereka menggunakan chromebook bantuan dari pemerintah kemudian login dengan akun belajar.id milik mereka masing-masing dan menggunakan Canva sebagai platform teknologi partner Kemendikbudristek. Dengan menggunakan belajar.id mereka mendapatkan Canva for Education yang hampir tak berbayar.
Pembelajaran terintegrasi teknologi memang diperlukan saat ini, selain sebagai bentuk transformasi digital, generasi zaman sekarang memang lebih akrab dengan teknologi, sehingga saat pembelajaran diintegrasikan dengan teknologi maka minat siswa akan lebih meningkat.
Satu persatu kelompok mempresentasikan hasilnya dan ditanggapi oleh kelompok lain. Di akhir pembelajaran mereka sudah mampu menyimpulkan apa yang harus mereka lakukan bila mendapatkan permasalahan yang berkaitan dengan masa pubertas. Mereka dapat berbicara atau meminta pertolongan ke orang dewasa terdekat, baik orang tua di rumah maupun guru di sekolah.
Saat refleksi dilakukan, mereka merasa senang dengan pembelajaran kali ini karena bentuk presentasi yang berbeda membuat mereka ingin tahu bagaimana hasil yang dikerjakan temannya. Selain itu mereka juga senang karena dapat memilih bentuk presentasi sesuai minat mereka.
Asesmen yang dilakukan adalah asesmen formatif dan sumatif. Saya memilih asesmen berbentuk rubrik untuk kedua jenis asesmen tersebut. Pada asesmen formatif saya memberikan asesmen melalui rubrik kemampuan siswa dalam menyampaikan ide di dalam kelompok yang sesuai dengan materi masa pubertas dan rubrik kemampuan kolaborasi siswa dalam kelompok, sedangkan pada penilaian sumatif untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran siswa saya memberikan asesmen melalui rubrik kemampuan siswa dalam menyampaikan presentasi serta rubrik hasil akhir atau produk yang mereka tampilkan baik berupa drama, video animasi, komik, maupun salindia.
Dari penilaian rubrik, semua siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran. Beberapa siswa masih perlu meningkatkan kolaborasi mereka dalam kelompok, beberapa siswa juga masih perlu meningkatkan kepercayaan diri mereka. Namun semua siswa sudah memahami inti dari pembelajaran ini. Mereka sudah memahami apa yang harus dilakukan terkait permasalahan yang terjadi saat masa pubertas.
Kasus Mas Berka by Valentina Dewi Akhila Candrawilasita Benyamin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar