"Pelatihan apa ya ini?" pikir saya saat itu. Langsung saya meng-klik link berwarna biru di pesan tersebut. Layar gawai membuka laman simpatik.belajar.kemdikbud.go.id. Saya membaca sekilas tanpa menyimak dan mengetahui kalau pembaTIK adalah Pembelajaran Berbasis TIK. Kemudian saya melihat di keterangan bahwa program ini gratis. Tanpa berpikir panjang saya melakukan registrasi awal. Pelatihan belum dibuka saat itu.
Saya amati lagi, syarat-syarat yang diajukan sangat mudah:
- Guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) dari semua jenjang yang dibuktikan dengan SK PNS yang bersangkutan.
- Guru Tetap Yayasan yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan dari Yayasan
- Guru Honorer di Instansi Pendidikan Pemerintah/Swasta dari semua jenjang yang dibuktikan dengan keputusan dari pimpinan lembaga yang bersangkutan.
- Mengajar minimal satu bidang studi di sekolahnya (guru mata pelajaran/guru kelas)
PembaTIK berjenjang dari Level 1 sampai level 4
Pembatik Level 1
Level 1 saya ikut di gelombang 3 yang dilaksanakan dari tanggal 17 April-26 April 2020. Dua minggu waktunya untuk mempelajari 4 modul terkait pembelajaran berbasis TIK. Proses belajar cukup menyenangkan karena banyak hal-hal baru yang saya dapatkan. Saya belajar TIK dari dasar. Selama ini belajar TIK secara otodidak, sekarang bisa belajar dengan lebih terstruktur.
Pada tanggal 27 April, saya mengikuti ujian level 1 pembaTIK. Masih pagi, sekitar pukul setengah tujuh saya masuk ke laman simpatik, buka laman ujian, dan klik "ikuti ujian". Waktu 60 menit sepertinya cepat sekali untuk 40 soal. Entah berhasil atau tidak, saya loss saja.
Lupa tanggal berapa tepatnya, pengumuman kelulusan pembaTIK level 1 ini, namun saya termasuk di dalamnya. Saat itu juga saya langsung mendaftarkan diri ke Pembatik level 2 dan masuk di gelombang dua.
Pembatik Level 2
Di pembaTIK level 2 ini, sudah masuk ke tahap implementasi atau penerapan. Saya mendaftar di gelombang dua, mulai tanggal 3 Mei 2020-17 Mei 2020.
Di pembaTIK level 2, selain kami belajar dari modul, kami juga diajarkan bagaimana cara membuat vlog, dan mengimplementasikan Portal Rumah Belajar dengan kegiatan pembelajaran sesuai dengan pelajaran yang kami ajarkan.
Saya mengimplementasikan pendekatan crossover learning dengan Portal Rumah Belajar. Pertama kalinya saya membuat vlog dan wajib diunggah ke youtube!
Saya belajar hal baru, bagaimana cara membuat vlog, mengedit video, mengupload ke youtube, sampai belajar inovasi pembelajaran yang terintegrasi dengan Portal Rumah Belajar.
Semua harus diselesaikan dalam waktu dua minggu. Banyak yang saya pelajari, dan saya mulai bersemangat untuk membuat video-video pembelajaran. Walaupun begitu, saya masih merasa tidak percaya diri saat itu, jadi hanya saya simpan di gawai saja.
Dua minggu berlalu, pada tanggal 18 Mei 2020, saya mengikuti ujian pembatik. Saya ujian di sore hari waktu itu karena seharian sinyal kurang mendukung. Kemudian lagi-lagi saya lupakan dan tidak berharap banyak.
Walaupun ujian saya luakan, namun rasanya senang sekali saat melihat vlog di youtube ada yang menonton. Saya mulai berpikir jadi youtuber. Hahahaha! Padahal di video ini saya terlihat sangat kaku di depan kamera.
Pengumuman kelulusan pembaTIK level 2 diterbitkan, dan Puji Tuhan, lagi-lagi saya termasuk di dalamnya. Dengan semangat '45 saya langsung saat itu juga mendaftar ke pembaTIK level 3 yang pada akhirnya nanti membuat saya kewalahan.
Pembatik Level 3
Level 3 adalah level kreasi. Kami diminta untuk membuat konten pembelajaran, bisa berupa video pembelajaran, maupun Multimedia Pembelajaran Interaktif (MPI). Saya masuk di gelombang 1 pada level ini, mulai tanggal 1 Juni 2020-17 Juni 2020.
Lagi-lagi banyak pengetahuan yang saya peroleh dari pembaTIK. Di level 2 saya sudah membuat video, sedikit banyak tahu tentang proses pembuatan video. Jadi, di level 3 ini saya memutuskan untuk belajar membuat Media Pembelajaran Interaktif.
Masalah terjadi karena saya tidak punya laptop! Articulate Storyline 3, aplikasi untuk membuat MPI hanya bisa maksimal digunakan pada laptop/PC. Maka saya minta izin untuk meminjam laptop sekolah dan syukurlah diizinkan.
Saya pelajari apa dan bagaimana cara membuat articulate storyline ini. Ternyata menyenangkan, tidak sesulit waktu saya belajar membuat game edukasi menggunakan Construct 2, yang walaupun tanpa coding namun cukup memusingkan juga.
Pada akhirnya saya menyadari, saya salah memilih gelombang. Deadline pengumpulan tugas ternyata bersamaan dengan kesibukan input nilai menjelang kenaikan kelas. Bukan, bukan karena bebarengan saya repot memasukkan nilai, tapi lebih ke laptop yang harus dipakai bergantian.
Rasa putus asa memenuhi kepala. Sempat saya katakan ke rekan guru, "Sepertinya saya menyerah kali ini. Tidak mungkin bisa menyelesaikan tepat waktu". Tetapi yang terjadi justru di kepala saya ini terngiang sebuah kalimat, yang membatasimu adalah dirimu sendiri.
Semangat saya langsung terlecut, hari itu juga saya bawa laptop pulang ke rumah dan menyelesaikan membuat MPI, tanpa pikir panjang saya kumpulkan tugas di kelas maya pembaTIK. Apapun hasilnya nanti, saya pasrah! Ini hasil Media Pembelajaran Interaktif saya menggunakan Articulate Storyline 3, Masa Pubertas.
Perjalanan di level 3 ini seperti drama panjang tak berkesudahan. Mulai dari ujian ulang dan unggah tugas sampai ketidakjelasan nilai dan gonjang-ganjing nilai yang kecil dibandingkan dengan gelombang-gelombang selanjutnya. Bahkan di grup PembaTIK level 3 gelombang 1 kami berkelakar bahwa level 3 gelombang 1 ini adalah "Gelombang Percobaan".
Tanggal 12 September 2020, pukul 14.00 waktu itu. Gawai saya berbunyi menandakan pesan masuk. Saat itu saya sedang di sekolah, saya buka gawai kemudian hati berdebar kencang saat nomor tidak dikenal memasukkan saya ke grup Level 4 Lampung 2020.
Begitu saya tersadar kalau saya masuk ke level 4, tubuh ini rasanya merasakan euphoria luar biasa! Jingkrak-jingkrak, kalau bahasa Jawanya. Teman guru di sekolah ikut senang dengan masuknya saya ke level 4. Tiga puluh dari ribuan merupakan prestasi yang penuh berkat untuk saya yang masih apalah-apalah ini.
Bagaimana perjalanan saya di level 4? Pengalaman dan pelajaran apa saja yang saya dapatkan bersama guru-guru hebat ini?
Nantikan cerita saya ya! Semooga menginspirasi baik pendidik, siswa, maupun orang tua di masa pandemi ini.
Merdeka Belajarnya
Rumah Belajar Portlanya
Maju Indonesia!
Bu Sita....kerennn...sangat menginspirasi
BalasHapusIbu salah satu sumber inspirasi saya. hehehe
HapusJadi semakin penasaran dg cerita berikutnya...
BalasHapusBapak sudah muncul di sini aja.. wkwkwk
HapusWow...wow...SRB Lampung dari Way Kanan yang satu ini memang Best of the Best pokoe. Kalo dulu mengidolakan Yati Octavia, sekarang ibu lebih mengidolakan Mbak Sita deh. Tetap semangat menebar virus berinovasi di negeri tercinta ini ya Mbak. Hingga virus corona malu melihat kegigihan Mbak Sita.
BalasHapus