Kuliah umum hari kedua ini tidak saya ikuti secara langsung. Saya menyimak rekaman dari channel youtube Rumah Belajar. Jam kuliah umum bersamaan dengan jam saya mengajar. Sangat disayangkan bila saya melewatkan kelas saya yang sudah siap berdiskusi mengenai globalisasi.
Selesai kelas saya segera menyimak kuliah umum pagi tadi. Acara kembali dipandu oleh Zacky Hosen, presenter kenamaan Indonesia.
Direktur Jenderal PAUD dan Dikdasmen Kemendikbudristek, Bapak Jumeri, S.TP., M.Si., memberikan sambutannya mengawali kuliah umum pagi ini. Beliau mengatakan bahwa PembaTIK adalah program unggulan dari Pusdatin dan berharap dengan program ini dapat meningkatkan kompetensi guru melalui Portal Rumah Belajar.
Sahabat Rumah Belajar diharapkan menjadi penggerak komunitas pendidik di daerahnya dalam memanfaatkan TIK dalam pembelajaran. Sahabat Rumah Belajar juga menjadi garda terdepan dalam memajukan pendidikan di Indonesia.
Kuliah umum hari ini hanya satu sesi. Sesi ini dimoderatori oleh Ibu Yuli Nestiyarum, DRB DIY 2020. Narasumber pakar yang mengisi kuliah hari ini adalah Maman Suherman, penulis, pegiat literasi, dan juga konsultan komunikasi.
Kang Maman, begitu beliau biasa dipanggil, terlihat sebagai orang yang sangat rendah hati, walaupun ilmu dan pengalamannya sungguh sangat mumpuni. Beliau juga sangat mengagumi Ki Hadjar Dewantara yang menggunakan budaya dalam kurikulum pendidikannya, sebagai cara untuk melatih kehalusan budi pekerti.
"Anak-anak kita sudah mengalami Era Dwi Kewarganegaan, begitu lahir mereka sudah mempunyai dua warga negara, Indonesia dan warganet". Pernyataan Kang Maman ini sangat mengusik pikiran saya. Memang anak-anak zaman sekarang, generasi Z, sejak dini sudah mengenal teknologi. Kita tidak bisa melarang anak-anak kita untuk menggunakan teknologi karena memang itu dunia mereka. Namun bagaimana cara kita mengarahkan anak-anak ini untuk menggunakan teknologi dengan baik.
Beliau juga menyemangati para guru untuk menjadi seseorang yang bisa memotivasi siswa, karena tidak ada anak yang bodoh, tidak ada anak yang nakal, yang ada hanya anak yang belum bertemu dengan guru yang baik.
Sebagai guru, kita juga harus menghindari virus 3T dalam pembelajaran yaitu:
- Teacher talking time: ceramah yang berlebihan adalah pengantar tidur, melamun, dan kebosanan bagi anak-anak.
- Task analysis: hindari langsung masuk ke materi. Kita harus mengaitkan pembelajaran yang kita lakukan ke dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa memahami manfaatnya.
- Tracking: hindari mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan kognitifnya.
Ing ngarso sung tulodho
Ing madyo mangun karso
Tut wuri handayani
(Ki Hadjar Dewantara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar